Kamis, 05 September 2013

dunia kantor

AGAR TIDAK 'DISALIP' JUNIOR
Ketika ada karyawan junior mulai mencuri perhatian bos, jangan hanya merasa terancam. Saatnya anda melakukan sesuatu!

Meski tergolong muda dan belum memiliki banyak pengalaman, karyawan junior tidak bisa dianggap enteng. Bila dinilai sebagai karyawan cekatan dan proaktif dalam bekerja, bisa jadi mereka justru terlihat lebih 'kinclong' ketimbang yang senior. Tak mengherankan, jika dalam waktu singkat, atasan dapat kepincut pada performa kerja mereka. Apalagi, bila di saat rapat, bos mulai sering memuji-muji kinerja si junior di depan karyawan lain.
Bila sudah begini, bukan tidak mungkin, karyawan junior dapat menggeser posisi senior. Jika anda berada pada posisi senior dan mengalami kejadian seperti ini, hal ini mungkin akan meresahkan anda. Tapi tak perlu langsung mencari strategi untuk 'menjatuhkan' karyawan junior yang 'berkilau' ini. Sebaliknya, jadikan 'ancaman' ini sebagai tantangan!

BUKAN LAGI SENIORITAS
Saat ini dunia kerja yang begitu kompetitif sudah lebih mengedepankan kompetensi ketimbang sekedar senioritas. Wajah-wajah baru di dunia kerja biasanya mempunyai antusiasme dan energi amat tinggi. Ketika semangat karyawan lama mulai meredup, peran para junior jadi (lebih) terlihat. Apalagi jika pendatang baru di kantor tersebut mempunyai prestasi di atas rata-rata. Beberapa sikap kerja yang membuat junior cepat menarik perhatian atasan, antara lain lebih cekatan, lebih mampu memenuhi target dan deadline, serta lebih all out memberikan solusi dan selalu menunjukkan sikap 'saya bisa', tanpa banyak menawar dan mengeluh soal beban pekerjaan.
Namun, kalau ada junior yang kariernya lebih melesat, apakah karyawan yang loyal pada perusahaan tidak diperhitungkan dalam promosi jabatan? Eitttss, jangan salah, masa kerja karyawan tentu saja diperhitungkan. Tapi yang lebih dilihat adalah prestasi dan record selama masa kerja tersebut. Jika selama bekerja anda jarang membuat prestasi, tidak menunjukkan sikap proaktif, cenderung menunggu ketimbang mengambil inisiatif, posisi anda akan lebih rentan 'digusur' oleh wajah-wajah baru di kantor.
Itu sebabnya, karyawan junior berprestasi cemerlang, dapat menjadi ancaman bagi anda. Tapi jangan berpikiran aneh-aneh dan selalu menganggap junior sebagai ancaman. Karena hal tersebut dapat berefek negatif ke dalam diri sendiri maupun lingkungan kerja. Dalam hal ini, mempengaruhi performa kerja dan sikap anda di kantor.
Pilihan yang bijaksana adalah menganggap junior tersebut sebagai tantangan kerja. Anda bisa kok, bersaing sehat dengannya. Efeknya ke dalam diri anda menjadi lebih positif. Semangat kerja meningkat, kewaspadaan meninggi, serta semakin giat berkompetisi. Anda pun akan lebih kreatif mengembangkan diri dan siap memacu diri.

MERANGKUL JUNIOR
Jadi, ketika bersaing dengan junior 'kinclong', anda jangan langsung patah arang. Sebab sebagai senior anda juga memiliki sejumlah kelebihan. Antara lain, memiliki lebih banyak pengalaman kerja dan jam terbang yang lebih lama. Otomatis, anda mengenal budaya perusahaan dengan lebih baik, mempunyai banyak kolega, dan sikap lebih bijaksana.
Bila anda menyambut tantangan ini secara positif, akan terbuka peluang untuk lebih sukses, lebih terampil, dan lebih tangguh. Caranya, cobalah tingkatkan penghargaan diri (self esteem) anda. Ketahui secara persis letak kelebihan anda, sehingga anda mantap menyikapi tantangan ini. Anda dapat mengevaluasi kinerja pribadi, menganalisis sebab-sebab belum atau tidak optimalnya performa kerja. Anda semakin bijak, taktis, dan berani mengkalkulasi risiko.
Jangan lupa mempersiapkan diri dan fokus untuk meraih posisi lebih tinggi. Selain itu, latih kemampuan leadership, supervisory skills, dan jangan ragu untuk membagi pengalaman, melakukan kaderisasi kepada yang lebih muda, sehingga anda bisa menapak ke jenjang yang lebih tinggi.
Karena itu, yang perlu anda perhatikan dengan seksama, kendati karyawan junior cekatan, proaktif, dan sering menyumbang ide segar untuk perusahaan, umumnya mereka juga mempunyai kelemahan. Di antaranya, networking yang masih terbatas, trial and error bila ada masalah, dan sebenarnya yang paling fatal adalah emosi yang cenderung belum stabil. Misalnya, masih kurang sabar dan mudah panik.
Ketika junior menunjukkan emosi yang belum stabil, sebagai senior, anda bisa menghadap atasan untuk membahas masalah ini. Tapi, bukan untuk menjatuhkan dengan cara menjelek-jelekkan kinerjanya. Namun, lancarkan strategi dengan meminta izin kepada atasan untuk membimbing junior tersebut. Ketika melakukan coaching, pergunakan pengalaman yang sudah anda miliki, agar junior menyadari bahwa anda juga bisa dianggap sebagai salah seorang panutan di kantor.
Selain itu, banyak hal bisa anda pelajari dari junior. Misalnya, tunjukkan sikap antusiasme, seperti yang dimiliki karyawan baru. Jadikan proses belajar sebagai sebuah kenikmatan, karena akan meningkatkan wisdom dan keahlian, bukan semata karena takut tergeser oleh yang muda. Hal ini merupakan pelengkap dari pengalaman dan jam terbang yang sudah anda miliki.
Jadi, tak perlu khawatir, karyawan junior dapat menggeser anda dengan mudah. Junior tidak akan bisa menandingi pengalaman dan wisdom yang hanya bisa didapat melalui jam terbang ini. Pengalaman, jam terbang, dan kematangan yang anda miliki tetap menjadi hal yang sangat dipertimbangkan di mata atasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar